Senin, 16 Juli 2012

Dibalik Sebuah Sahabat

Sore itu aku sedang bersantai sambil menonton salah satu acara stasiun tv, handphone ku berbunyi menandakan ada sebuah sms. Akupun penasaran dari siapakah sms itu, ternyata sms itu dari Bastian salah satu teman baikku. Aku sering memanggilnya dengan nama Tian. Aku pikir ada sesuatu yang penting yang ingin dia sampaikan, ternyata dia hanya merasa bosan dan meminta aku untuk menghiburnya. Aku mengenal dia sudah lama, tetapi kita baru-baru saling berkomunikasi. Aku kenal dia dari sahabatku, Mawar. Dia mempunyai rasa yang lebih terhadap Tian, namun sayang dia nggak berani mengungkapkannya. Mawar memendam saranya tersebut kurang lebih 1 tahun. Aku dan teman-temanku sudah mencoba berkata kepada Mawar agar dia jujur kepada Tian, tetapi dia selalu tidak mau.

Seiring berjalannya waktu diam-diam Tian menyimpan rasa kepadaku, akupun terkejut mendengar perkataan itu dari mulutnya. Saat itu hatiku sudah tidak beraturan lagi. "Kenapa kamu bisa berkata seperti itu padaku? kenapaa?!!" tanyaku kepada Tian dengan sambil menangis. "Perasaan itu gak bisa dipaksa Nar! Perasaan itu datang dengan sendirinya! Aku itu sayang banget sama kamu! " dia berusaha meyakinkanku tentang perasaanya. Aku akui Tian itu adalah seseorang yang asik, seru an tidak membosankan apabila diajak berbicara. Tapi disisi lain, Mawar sahabatku sendiri punya rasa terhadap Tian. Dan pada saat itu juga dia menembak diriku. "Lebih baik kamu cari perempuan lain aja deh yan, diluar sana kan lebih banyak" sambil melinangkan air mata aku berkata seperti iu kapadanya. "Gak mau! aku maunya cuma sama kamu aja! kamu itu beda dari yang lain Nar!" Dia tidak tahu betapa sakitnya mempunyai sahabat yang menusuknya dari belakang. Aku juga memikirkan perasaan sahabatku Mawar. "Sudahlah, percuma kamu ngomong seribu katapun nggak akan ku respon yan!" Ucapku dengan sedikit memaki Tian. "Asal kamu tau Nara, aku akan tetap bersih keras untuk memperjuangkan perasaanku ini" Tian terus memaksa. Aku sudah tidak tahu harus bagaimana lagi. "Oke, kalau itu maumu. Aku akan menghindar dari kamu!" Air mataku semakin deras. 

SATU MINGGU KEMUDIAN

"Naraaa! kamu tau?" tanya Mawar kepadaku. "Tau apa war?" Jawabku dengan muka kebingungan. "Sekarang Tian sudah punya pacar!" Seketika akupun kaget! Benarkah itu? "Hah?! kamu yakin war?" "Iya, aku yakin! dia sendiri yang bilang kepadaku! Dan kamu tau siapa Pacarnya sekarang?" Sambil menangis tersedu mawar berkata seperti itu. "siapa?" tanyaku penuh penasaran. "Rikaa!" Aku masih kaget dengan perkataan mawar yang tadi. "Rika teman sekelas kita?" Rika itu juga salah satu teman dekat kami. Dari kelas 1 sampai kelas 3 kita selalu sekelas. "Iya! Aku gak tau dimana perasaan dia Nar, dia tau bahwa aku menyimpan rasa dengan Tian. Tapi kenapa malah begini Nar? Kenapaa?!" Seketika jantungu berhenti berdetak, akupun membayangkan bila aku berada di posisi Rika, pasti saat ini Mawar akan marah besar terhadapku. Aku sedih karena Rika bisa sejahat itu dengan Mawar. Tetapi disisi lain aku juga bahagia karena keputusanku waktu itu tidak salah. "Sudahlah war, masih banyak cowok diluar sana, bukan cuma Tian aja!" begitu aku menyarankannya.

Aku bisa merasakan bagaimana bila aku berada di posisi Mawar saat itu. 

0 comments:

Posting Komentar

Design by: Ghina Rahimah. Diberdayakan oleh Blogger.