Kamis, 07 April 2016

Balada Lilin

Terkadang hal yang tidak diinginkan justru terjadi
Lilin yang selalu menyala 
Pada akhirnya akan padam 
Karena api yang terus menerus menjamah
Lilin yang dulunya bertahan walaupun selalu terkena panasnya api
Kini sudah tak mampu lagi menopang semuanya
Dulu ia tersiksa, sekarang bahagia
Tiap tiap kali ingin meniupnya, disitu jugalah ada sumbu magic yang membuat api itu muncul lagi
Padahal ingin rasanya melihat api itu mati
Biarkan saja lilin itu padam
Tak ada yang menerangi
Tak ada cahaya
Namun ada kesejukan
Ada kedamaian
Tak merasa perih karena meleleh terkena api


Tak akan habis karena tidak ada yg membuatnya pergi

25 Januari 2016.

Minggu, 13 Juli 2014

Mandiri? Harus Bisa!

Sesendok nasi beserta sayur sop masuk kedalam mulutku secara tergesa-gesa karena waktu sudah hampir menunjukan pukul lima. Setelah semuanya habis, aku langsung meneguk air yang sudah kusiapkan sebelum makan. Untung saja aku sudah makan, suara suara sirine menandakan waktu imsak sudah berbunyi dan itu artinya sebentar lagi akan adzan subuh.
                Tak terasa, sepertinya baru kemarin bulan Ramadhan. Eh, sekarang udah Ramadhan aja lagi. Walaupun di bulan Ramadhan, bukan berarti

Rabu, 26 Maret 2014

Remember When

    Dengan ditemani secangkir cokelat hangat dan sebuah laptop, Natasha mulai menulis semua ini. Banyak sekali yang ia pikirkian mulai dari masalah pribadi, tugas sekolah hingga percintaan yang tak pernah habis. Bukan hanya Natasha  yang merasakannya, hampir semua manusia saat berada di jenjang menengah atas pernah merasakan hal itu.
       Entah darimana dia bisa mulai menuangkan segalanya. Kisah percintaannya sangatlah rumit. Tetapi tidak serumit mengambil jarum dalam jeram. Banyak sekali lelaki yang mendekati Natasha dan memintanya untuk menjadi kekasihnya tetapi dia hanya tersenyum dan menolaknya dengan alasan masih ingin sendiri. Jarang ada lelaki yang bisa mendapatkan hatinya. Lelaki terakhir yang bisa meluluhkan hatinya adalah Ari. dan mungkin saat ini Natasha belum bisa melupakannya.
      Hati Natasha terlalu baik dalam hal percintaan. Walaupun sudah disakiti berkali-kali ia masih tetap mencintai Ari. Viona, Sahabat Natasha yang selalu mendengarkan keluh kesahnya tentang dirinya pun sering merasa tidak tega melihat air mata yang dia keluarkan. "Sha, kamu kenapa sih kok nggak mau move on. Padahal diluar sana masih banyak yang mau sama kamu dan pastinya lebih baik daripada Ari!" Dengan alis yang mengkerut Viona membujuk Natasha agar melupakan Ari. "Halah! kamu itu, Vi. Kamu ngomong begini ke aku memangnya kamu udah bisa lupa sama Rifky?"1 "Setidaknya Rifky itu berbeda dengan Ari yang selalu menyakitimu."
    Viona selalu tahu dengan kondisi sahabatnya itu, hal sekecil apapun yang terasa beda ia akan selalu menanyakan tetang Natasha. Vio mencari berbagai macam cara agar Natasha bisa melupakan Ari, tapi sayang, Natasha bukanlah seseorang yang apabila jatuh cinta mudah lupa begitu saja. Kadang Vio pun merasa sedih ketika melihat temannya merenung sendiri bahkan meneteskan air mata untuk hal yang mungkin tidak pantas ditangiskan.
   Sebenarnya Natasha juga tidak ingin seperti ini terus, tapi dia terlalu lemah dengan hatinya sendiri. Hati dan pikirannya susah untuk menyatu. Kadang kala ketika hatinya sudah kuat untuk melakukan tindakan, tapi pikiran dan mulutnya tidak. Begitu juga sebaliknya. Dia ingin sekali melupakan lelaki itu. Tapi sayang, apa yang diucapkan nggak semudah yang dilakukan. Apalagi ketika dia mengingat masa lalu, hal itu akan membuatknya jauh lebih susah untuk melupakannya.
   1. Baca di Cinta Datang Terlambat

****
   Suara Mu'adzin terdengar begitu merdu, Natasha dan Viona memarkirkan kendaarnnya di depan sebuah Masid dan langsung berjalan mengarah ke tampat Wudhu. Setelah melaksanakan 3 rakaatnya, dia mengadu kepada yang menciptakannya. Segala keluh dan kesah yang dia rasakan, semua di curahkan kepada-Nya.
    Natasha kembali melanjutkan perjalannya, "Vi, kita mau kemana ini?" "Hm, ikutin aku ajadeh, Sha. Pokoknya kamu nggak bakal nyesel deh" Sahabatnya yang satu ini memang pintar membuat Natasha menjadi penasaran. Entah kemana Viona membawa Natasha pergi. Natasha selalu percaya kepada Vio karena menurutnya apa yang di lakukan Vio itu adalah yang terbaik.
    "Loh, kok kita cuma muter-muter aja sih, Vi?" "Emangnya kalau cuma muter-muter aja kenapa, Sha?" "Ya nggak papa sih, tapi kan jadinya kita kayak nggak punya tujuan hidup. Nggak ada tujuan yang pasti." "Ya sama kan seperti kamu." Natasha mulai heran, "Maksudmu gimana, Vi?" "Kamu itu ya seperti ini, selalu muter-muter tanpa ada arah yang pasti. Selalu menggalaukan yang nggak jelas. Coba deh, kamu lupain Ari. Aku yakin diluar sana masih banyak yang jauh lebih baik daripada dia. Dia itu nggak pantas untuk orang sebaik kamu! Untuk apa kamu memikirkan masa lalu mu yang penuh dengan penderitaan sedangkan di depan sana kebahagiaan menanti kamu, Sha!"
     Natasha sangat tersentak dan tersentuh dengan perkataan Vio. Ternyata banyak orang yang peduli dengannya. Walaupun seorang Ari lupa dengan dirinya tetapi masih banyak orang-orang yang jauh lebih perduli dengan dirinya. Dan pikiran Natasha mulai terbuka dan dia mulai mencoba melupakan hal yang tidak pantas untuk dipikirkannya.


   

Jumat, 13 Desember 2013

Serpihan Luka Ini

Air dari sepasang mata ini
Masih membasahi pipi
Bukan karena kau yang sirna
Tapi karna kau yang merenggutnya
Aku yang menanam
Aku pula yang merawatnya
Seluruh tenagaku, harapanku kutanamkan disitu
Dengan mudahnya kau panen tanpa sepengetahuanku
Apa kau ingat tentang itu?

Kau memintaku untuk mengajarkanmu akan semua itu
Dan ku ajarkan kau segalanya
Kau coba untuk menanamnya, merawatnya, dan memanennya
Tapi kenapa yang kau tanam itu benalu?
Kenapa kau tanam disekitarku?


                Belum puaskah dirimu akan segalanya?
                Kau ambil sari-sari ku
                Satu persatu mulai hilang
                Kau habiskan semuanya
                Laksana tsunami menerpa bumi
                Hingga kepedihanlah yang tersisa
    Itukah yang kau inginkan?
Dimana hati kecilmu?
Apakah hilang tak kembali?
Atau mungkin telah dimakan oleh benalu mu itu?
Hanya Tuhanlah yang tau

Jumat, 11 Oktober 2013

Cinta Datang Terlambat


        Berawal dari sebuah organisasi aku mulai mengenalnya. Awalnya biasa-biasa saja. Aku hanya mengenalnya sebatas kenal tidak lebih. Orang yang biasa aku panggil Rifky ini sangat jago dalam hal seni. Dia pernah menjuarai lomba mewakili Indonesia di Perth. Dengan membawakan Tari dayak Kalimantan, dia berhasil meraih juara pertama di negara orang dan mengharumkan tanah air tercinta ini. Keahliannya

Senin, 30 September 2013

The Inspiring Man

Sudah hampir 2 tahun aku bersekolah disitu. Banyak warna yang ku dapatkan. Mulai dari hitam yang sangat flat sampai dengan putih yang sangat berbalik seratus delapan puluh derajat. Atau bahkan rainbow yang sangat beraneka ragam warna.
Banyak teman yang kudapatkan di sekolah itu.

Kamis, 06 Juni 2013

Setangkai Mawar

Begitu banyak bunga yang melambai.
Beribu bentuk dan warna yang beragam.
Aku melihat sepucuk mawar di pojok sana.
Warnanya menarik dan bentuknya pun sangat unik.
Berbeda dengan yang lainnya. Aku sangat tertarik kepadanya.

Ku petik bunga itu dan ku tinggalkan yang lain.
Walaupun bunga yang lain terus melambai dan meminta untuk di petik.
Aku berharap aku tak salah memetik.


Awalnya bunga ini selalu mengeluarkan aroma yang begitu harum.
Tapi sayang, selain dia mengeluarkan keharuman itu, dia memiliki banyak duri di tangkainya.
Tanganku yang selalu memegang bunga ini pun terus mengeluarkan darah.

Aku sudah mencoba untuk mengobatinya.
Belum sembuh secara sempurna, duri itu lagi-lagi menusuk jari-jariku. Tangan ini bukan tangan ajaib yang bisa sembuh dengan cepat.
Lukanya terus melebar dan membekas. Siapa yang tahan bila terus menerus merasakan keperihan itu?

Aku merasa telah salah memilih bunga. 
Semua telah terjadi, nasi sudah menjadi bubur.
Aku sudah terlanjur memilihnya.
Design by: Ghina Rahimah. Diberdayakan oleh Blogger.