Sudah hampir 2 tahun aku bersekolah disitu. Banyak warna yang ku
dapatkan. Mulai dari hitam yang sangat flat sampai dengan putih yang sangat
berbalik seratus delapan puluh derajat. Atau bahkan rainbow yang sangat
beraneka ragam warna.
Banyak
teman yang kudapatkan di sekolah itu.
Dan karakternyapun bermacam-macam. Dengan
adanya mereka, aku bisa belajar bagaimana cara menghadapi orang-orang yang
memiliki berbagai macam karakter. Tapi itu tidak semudah yang aku kira. Memang
sih nggak semua orang yang aku kenal karakternya itu bisa aku pahami secara
mendalam. Tapi setidaknya aku bisa tahu
sikap-sikap mereka yang sangat lucu-lucu itu. Mulai dari yang pendiam sampai
yang tanpa disuruh cerita, dia sudah berpidato panjang lebar di depan kita-kita.
Pertama kali memasuki
sekolah tersebut, Karena wali kelasku saat itu tidak hadir, jadi ada seorang guru yang menggantikan wali kelasku untuk menunjukan
dimana kelas yang harus kami tempati dan jadwal pelajaran untuk hari-hari esok.
Sebelumnya aku sudah pernah melihat beliau pada saat aku mendaftarkan diri
sebagai siswa di sekolahku. Dan saat aku bertemu dengan beliau, aku berpikiran
bahwa guru ini sangat baik sekali. Setelah
dia menunjukanku dimana kelas yang harus aku tempati, dia sangat tegas dalam
perkataan dan sikap. Sehingga Teman-teman di kelasku menilai bahwa beliau
adalah salah satu guru killer yang
berada di sekolah ini.
Ternyata selain mengajar, beliau juga sebagai pembina osis di
sekolahku. Karena aku juga termasuk salah satu pengurus osis, jadi dari situlah
aku mulai akrab dengan beliau. Penilaian mereka saat pertama kali melihat guru
itu ternyata salah besar. Saat beliau
mengajar di kelas ku, dia tidak se-killer apa yang pertama kali teman-temanku
ucapkan kok. Beliau sangat friendly kepada kami. Dan itu semua membuat kami
lebih bersemangat dan tidak terlalu tegang saat
belajar.
Berdasarkan informasi yang aku dapat, guru itu tidak hanya
berprofesi sebagai guru dan sebagai pembina osis. Tetapi beliau juga masih
berkuliah melanjutkan S2 nya. Dan kata teman kuliahnya yang kebetulan juga
pelatih teaterku semasa SMP, "Beliau itu orangnya sangat perfect. Saat kami masih belum
mengerjakan tugas kuliah, dialah satu-satunya orang yang sudah mengerjakannya
secara sempurna." Subhanallah, kata-kata pelatihku
ini sangat membuatku berpikiran bahwa guru itu sangat disiplin. Di zaman yang serba ngaret ini ternyata masih ada orang
yang seperti itu. Yang sangat aku
kagumkan adalah bagaimana dia membagi waktu sedemikian rupa agar waktu yang
dimiliki tidak berbenturan dengan yang lain.
Menurutku,
dia selalu ada waktu untuk OSIS. Saat
itu kami ingin mengadakan kegiatan rutin
tahunan. Dan saat aku berada disana untuk membersihkan salah satu ruangan yang
nantinya akan dipakai buat tidur. Dan setelah selesai membersihkan ruangan itu,
aku dan teman-teman kembali ke kelas untuk belajar. Memang sih saat itu masih
waktunya siswa untuk beristirahat. Jadi tak begitu banyak orang yang berada di
dalam kelas. Lalu saat temanku baru datang dari kantin, dia bertanya kepadaku, "Hey, guru itu memang suka bersihin
ruang itu sendirian kah?" "Kurang tau juga sih, emangnya
kenapa?" "Itu, tadi pas aku lewat ruangan kalian, aku melihat beliau
bersihin ruangan itu sendirian." Mendengar perkataan tersebut, aku
merasa menjadi siswa yang kehilangan tanggung jawab, merasa bersalah. Padahal
aku dan teman-temanku sudah membersihkannya, tapi beliau membersihkan ulang
lagi. "Sini pak, biar saya saja yang membersihkannya." Aku dan
seorang temanku ingin mengambil alih pekerjaan itu. Kemudian beliau menjawab,
"Iya, nggak papa. Biar saya aja yang membersihkannya. Kasihan kalian nanti
kalau tidur disini jadi gatal-gatal. Makannya saya bersihkan ulang."
Mendengar perkataan itu, hatiku sangat tertegun. Beliau sangat peduli dengan
murid-muridnya sehingga dia mau untuk turun langsung agar muridnya baik-baik
saja. Sungguh, begitu mulianya hati guru itu. Mungkin itu hanya sedikit
sikapnya yang ku ketahui. Belum lagi masih banyak perbuatan luar biasa yang dia
lakukan dibelakang kami untuk
murid-muridnya.
Terimakasih bapak sudah rela berkorban demi
murid-muridnya sehingga bapak lebih mementingkan murid-murid bapak daripada diri bapak sendiri. Pengorbanan bapak itu tidak semudah yang
dipikirkan oleh banyak orang. Sekali lagi, terimakasih pak.
1 comments:
selamat ulang tahun pak luthfi :D
Posting Komentar