Begitu banyak bunga yang melambai.
Beribu bentuk dan warna yang beragam.
Aku melihat sepucuk mawar di pojok sana.
Warnanya menarik dan bentuknya pun sangat unik.
Berbeda dengan yang lainnya. Aku sangat tertarik kepadanya.
Ku petik bunga itu dan ku tinggalkan yang lain.
Walaupun bunga yang lain terus melambai dan meminta untuk di petik.
Aku berharap aku tak salah memetik.
Awalnya bunga ini selalu mengeluarkan aroma yang begitu harum.
Tapi sayang, selain dia mengeluarkan keharuman itu, dia memiliki banyak duri di tangkainya.
Tanganku yang selalu memegang bunga ini pun terus mengeluarkan darah.
Aku sudah mencoba untuk mengobatinya.
Belum sembuh secara sempurna, duri itu lagi-lagi menusuk jari-jariku. Tangan ini bukan tangan ajaib yang bisa sembuh dengan cepat.
Lukanya terus melebar dan membekas. Siapa yang tahan bila terus menerus merasakan keperihan itu?
Aku merasa telah salah memilih bunga.
Semua telah terjadi, nasi sudah menjadi bubur.
Aku sudah terlanjur memilihnya.
Beribu bentuk dan warna yang beragam.
Aku melihat sepucuk mawar di pojok sana.
Warnanya menarik dan bentuknya pun sangat unik.
Berbeda dengan yang lainnya. Aku sangat tertarik kepadanya.
Ku petik bunga itu dan ku tinggalkan yang lain.
Walaupun bunga yang lain terus melambai dan meminta untuk di petik.
Aku berharap aku tak salah memetik.
Awalnya bunga ini selalu mengeluarkan aroma yang begitu harum.
Tapi sayang, selain dia mengeluarkan keharuman itu, dia memiliki banyak duri di tangkainya.
Tanganku yang selalu memegang bunga ini pun terus mengeluarkan darah.
Aku sudah mencoba untuk mengobatinya.
Belum sembuh secara sempurna, duri itu lagi-lagi menusuk jari-jariku. Tangan ini bukan tangan ajaib yang bisa sembuh dengan cepat.
Lukanya terus melebar dan membekas. Siapa yang tahan bila terus menerus merasakan keperihan itu?
Aku merasa telah salah memilih bunga.
Semua telah terjadi, nasi sudah menjadi bubur.
Aku sudah terlanjur memilihnya.
0 comments:
Posting Komentar