Sesendok nasi beserta sayur sop masuk kedalam
mulutku secara tergesa-gesa karena waktu sudah hampir menunjukan pukul lima.
Setelah semuanya habis, aku langsung meneguk air yang sudah kusiapkan sebelum
makan. Untung saja aku sudah makan, suara suara sirine menandakan waktu imsak
sudah berbunyi dan itu artinya sebentar lagi akan adzan subuh.
Tak
terasa, sepertinya baru kemarin bulan Ramadhan. Eh, sekarang udah Ramadhan aja
lagi. Walaupun di bulan Ramadhan, bukan berarti
aku terlepas dari kegiatanku di sekolah. Dikala teman-temanku sedang bersantai dirumah, aku masih mengurus penerimaan siswa baru di sekolah.
aku terlepas dari kegiatanku di sekolah. Dikala teman-temanku sedang bersantai dirumah, aku masih mengurus penerimaan siswa baru di sekolah.
Menulis
tentang siswa baru, aku jadi ingat saat aku pertama kali mendaftar sebagai
siswa di SMK Negeri 7 Samarinda. Saat itu aku hanya seorang diri. Kedua orang
tua dan keluargaku sedang berada di luar kota. Jadilah aku seorang anak yang
mengurus semuanya serba sendiri. Saat di sekolah, aku melihat begitu banyak
orang tua dan para murid yang sedang mengurus berkas untuk mendaftarkan
dirinya. Semua berkas sudah ku persiapkan. Tetapi ada satu berkas yang harus
aku ambil di koperasi dan itu harus ada tanda tangan dari orang tua atau wali.
"Waduh gimana ini? Mau pake tanda tangan siapa? Haruskah aku palsukan
tanda tangan mama? Sudah kesini sendirian, nggak ada temen, orang tua di luar
kota lagi. “ Sempat berfikir untuk pergi ke Samarinda Seberang untuk
meminta tanda tangan Nenek ku, tetapi aku rasa itu terlalu jauh. Aku masih
berpikir untuk mencari jalan keluarnya selain mendatangi Nenekku yang lumayan
jauh disana.
Saat membeli map di Koperasi, disampingku ada
seorang ibu yang sedang membeli map yang sama sepertiku. Mungkin dia sedang
mendaftarkan anaknya. Setelah itu aku langsung keluar dai koperasi dan langsung
mengisi data-data yang harus diisi. Tidak lama kemudian, seorang ibu yang
berada di sampingku tadi menghampiriku, “Dik, boleh minjam Tipe-X nya?” “Ohh,
boleh boleh bu. Ini silahkan.” Seketika aku menemukan jalan keluar, setelah dia
mengembalikan tipe-x yang aku punya, aku langsung meminta bantuan untuk
menanda-tangani berkas yang aku punya. Dan ternyata dia mau. Beruntung aku
bertemu dengan ibu tadi. Syukurlah, jadi aku tidak perlu untuk pergi ke
Samarinda Seberang.
Ada sedikit pasaraan sedih kalau mengingat hal itu.
Dikala aku butuh orang tuaku, tetapi mereka malah tidak ada. Tetapi disisi
lain, aku juga merasa sangat bangga karena aku tidak perlu untuk merepotkan
mereka. Aku bisa menjadi seorang anak yang mandiri dan mengerti bahwa semua
yang kita lakukan itu harus dengan usaha.
Tidak terasa, aku sudah berada di tingkat paling
atas di SMK. Dan sekarang aku yang menjadi panitia penerima siswa baru. Banyak
sekali pelajaran yang bisa aku ambil dari kegiatan ini. Banyak orang tua yang
mengurus anaknya untuk mendaftar di sekolah. Saat ada berkas yang belum
lengkap, aku melihat justru malah orang tuanya yang merasa cemas dan
mengurusnya. Ada juga yang ingin mendaftar tetapi nem yang dia punya tidak
cukup untuk masuk di sekolahku. Orang tuanya sangat terlihat lemas dan merasa
sedih karena melihat itu. Dia terus berusaha agar anaknya bisa bersekolah
disitu dengan mengganti jurusan. Dan masih banyak lagi.
Disitu aku bisa melihat betapa susahnya orang tua
mengurus anaknya dan ingin melihat anaknya bahagia. Orang tua pasti ingin
melihat anaknya sukses. Tidak ada orang tua yang mau melihat anaknya bersedih,
menjadi anak yang nakal. Mereka rela bekerja Dari pagi hingga malam demi
anaknya.
Sementara kita sebagai seorang anak? Apa yang harus
kita lakukan? Membalasnya dengan membuat mereka bersedih? Membuat mereka marah?
Aku rasa tidak. Menjadi anak yang patuh terhadap orang tua saja aku rasa mereka
sangat senang punya anak seperti itu. Membantu mereka disaat buth bantuan kita
mungkin itu salah satu cara untuk membalasnya.
Aku sendiri saja mungkin belum bisa 100% menjadi
anak yang bisa dibanggakan oleh orang tua. Akupun tak ingin melihat orang tuaku
bersedih karena aku. Dan sangat ingin menjadi anak yang bisa membanggakan orang
tua.
0 comments:
Posting Komentar