Dengan ditemani secangkir cokelat hangat dan sebuah laptop, Natasha mulai menulis semua ini. Banyak sekali yang ia pikirkian mulai dari masalah pribadi, tugas sekolah hingga percintaan yang tak pernah habis. Bukan hanya Natasha yang merasakannya, hampir semua manusia saat berada di jenjang menengah atas pernah merasakan hal itu.
Entah darimana dia bisa mulai menuangkan segalanya. Kisah percintaannya sangatlah rumit. Tetapi tidak serumit mengambil jarum dalam jeram. Banyak sekali lelaki yang mendekati Natasha dan memintanya untuk menjadi kekasihnya tetapi dia hanya tersenyum dan menolaknya dengan alasan masih ingin sendiri. Jarang ada lelaki yang bisa mendapatkan hatinya. Lelaki terakhir yang bisa meluluhkan hatinya adalah Ari. dan mungkin saat ini Natasha belum bisa melupakannya.
Hati Natasha terlalu baik dalam hal percintaan. Walaupun sudah disakiti berkali-kali ia masih tetap mencintai Ari. Viona, Sahabat Natasha yang selalu mendengarkan keluh kesahnya tentang dirinya pun sering merasa tidak tega melihat air mata yang dia keluarkan. "Sha, kamu kenapa sih kok nggak mau move on. Padahal diluar sana masih banyak yang mau sama kamu dan pastinya lebih baik daripada Ari!" Dengan alis yang mengkerut Viona membujuk Natasha agar melupakan Ari. "Halah! kamu itu, Vi. Kamu ngomong begini ke aku memangnya kamu udah bisa lupa sama Rifky?"1 "Setidaknya Rifky itu berbeda dengan Ari yang selalu menyakitimu."
Viona selalu tahu dengan kondisi sahabatnya itu, hal sekecil apapun yang terasa beda ia akan selalu menanyakan tetang Natasha. Vio mencari berbagai macam cara agar Natasha bisa melupakan Ari, tapi sayang, Natasha bukanlah seseorang yang apabila jatuh cinta mudah lupa begitu saja. Kadang Vio pun merasa sedih ketika melihat temannya merenung sendiri bahkan meneteskan air mata untuk hal yang mungkin tidak pantas ditangiskan.
Sebenarnya Natasha juga tidak ingin seperti ini terus, tapi dia terlalu lemah dengan hatinya sendiri. Hati dan pikirannya susah untuk menyatu. Kadang kala ketika hatinya sudah kuat untuk melakukan tindakan, tapi pikiran dan mulutnya tidak. Begitu juga sebaliknya. Dia ingin sekali melupakan lelaki itu. Tapi sayang, apa yang diucapkan nggak semudah yang dilakukan. Apalagi ketika dia mengingat masa lalu, hal itu akan membuatknya jauh lebih susah untuk melupakannya.
1. Baca di Cinta Datang Terlambat
Entah darimana dia bisa mulai menuangkan segalanya. Kisah percintaannya sangatlah rumit. Tetapi tidak serumit mengambil jarum dalam jeram. Banyak sekali lelaki yang mendekati Natasha dan memintanya untuk menjadi kekasihnya tetapi dia hanya tersenyum dan menolaknya dengan alasan masih ingin sendiri. Jarang ada lelaki yang bisa mendapatkan hatinya. Lelaki terakhir yang bisa meluluhkan hatinya adalah Ari. dan mungkin saat ini Natasha belum bisa melupakannya.
Hati Natasha terlalu baik dalam hal percintaan. Walaupun sudah disakiti berkali-kali ia masih tetap mencintai Ari. Viona, Sahabat Natasha yang selalu mendengarkan keluh kesahnya tentang dirinya pun sering merasa tidak tega melihat air mata yang dia keluarkan. "Sha, kamu kenapa sih kok nggak mau move on. Padahal diluar sana masih banyak yang mau sama kamu dan pastinya lebih baik daripada Ari!" Dengan alis yang mengkerut Viona membujuk Natasha agar melupakan Ari. "Halah! kamu itu, Vi. Kamu ngomong begini ke aku memangnya kamu udah bisa lupa sama Rifky?"1 "Setidaknya Rifky itu berbeda dengan Ari yang selalu menyakitimu."
Viona selalu tahu dengan kondisi sahabatnya itu, hal sekecil apapun yang terasa beda ia akan selalu menanyakan tetang Natasha. Vio mencari berbagai macam cara agar Natasha bisa melupakan Ari, tapi sayang, Natasha bukanlah seseorang yang apabila jatuh cinta mudah lupa begitu saja. Kadang Vio pun merasa sedih ketika melihat temannya merenung sendiri bahkan meneteskan air mata untuk hal yang mungkin tidak pantas ditangiskan.
Sebenarnya Natasha juga tidak ingin seperti ini terus, tapi dia terlalu lemah dengan hatinya sendiri. Hati dan pikirannya susah untuk menyatu. Kadang kala ketika hatinya sudah kuat untuk melakukan tindakan, tapi pikiran dan mulutnya tidak. Begitu juga sebaliknya. Dia ingin sekali melupakan lelaki itu. Tapi sayang, apa yang diucapkan nggak semudah yang dilakukan. Apalagi ketika dia mengingat masa lalu, hal itu akan membuatknya jauh lebih susah untuk melupakannya.
1. Baca di Cinta Datang Terlambat
****
Suara Mu'adzin terdengar begitu merdu, Natasha dan Viona memarkirkan kendaarnnya di depan sebuah Masid dan langsung berjalan mengarah ke tampat Wudhu. Setelah melaksanakan 3 rakaatnya, dia mengadu kepada yang menciptakannya. Segala keluh dan kesah yang dia rasakan, semua di curahkan kepada-Nya.
Natasha kembali melanjutkan perjalannya, "Vi, kita mau kemana ini?" "Hm, ikutin aku ajadeh, Sha. Pokoknya kamu nggak bakal nyesel deh" Sahabatnya yang satu ini memang pintar membuat Natasha menjadi penasaran. Entah kemana Viona membawa Natasha pergi. Natasha selalu percaya kepada Vio karena menurutnya apa yang di lakukan Vio itu adalah yang terbaik.
"Loh, kok kita cuma muter-muter aja sih, Vi?" "Emangnya kalau cuma muter-muter aja kenapa, Sha?" "Ya nggak papa sih, tapi kan jadinya kita kayak nggak punya tujuan hidup. Nggak ada tujuan yang pasti." "Ya sama kan seperti kamu." Natasha mulai heran, "Maksudmu gimana, Vi?" "Kamu itu ya seperti ini, selalu muter-muter tanpa ada arah yang pasti. Selalu menggalaukan yang nggak jelas. Coba deh, kamu lupain Ari. Aku yakin diluar sana masih banyak yang jauh lebih baik daripada dia. Dia itu nggak pantas untuk orang sebaik kamu! Untuk apa kamu memikirkan masa lalu mu yang penuh dengan penderitaan sedangkan di depan sana kebahagiaan menanti kamu, Sha!"
Natasha sangat tersentak dan tersentuh dengan perkataan Vio. Ternyata banyak orang yang peduli dengannya. Walaupun seorang Ari lupa dengan dirinya tetapi masih banyak orang-orang yang jauh lebih perduli dengan dirinya. Dan pikiran Natasha mulai terbuka dan dia mulai mencoba melupakan hal yang tidak pantas untuk dipikirkannya.
Natasha kembali melanjutkan perjalannya, "Vi, kita mau kemana ini?" "Hm, ikutin aku ajadeh, Sha. Pokoknya kamu nggak bakal nyesel deh" Sahabatnya yang satu ini memang pintar membuat Natasha menjadi penasaran. Entah kemana Viona membawa Natasha pergi. Natasha selalu percaya kepada Vio karena menurutnya apa yang di lakukan Vio itu adalah yang terbaik.
"Loh, kok kita cuma muter-muter aja sih, Vi?" "Emangnya kalau cuma muter-muter aja kenapa, Sha?" "Ya nggak papa sih, tapi kan jadinya kita kayak nggak punya tujuan hidup. Nggak ada tujuan yang pasti." "Ya sama kan seperti kamu." Natasha mulai heran, "Maksudmu gimana, Vi?" "Kamu itu ya seperti ini, selalu muter-muter tanpa ada arah yang pasti. Selalu menggalaukan yang nggak jelas. Coba deh, kamu lupain Ari. Aku yakin diluar sana masih banyak yang jauh lebih baik daripada dia. Dia itu nggak pantas untuk orang sebaik kamu! Untuk apa kamu memikirkan masa lalu mu yang penuh dengan penderitaan sedangkan di depan sana kebahagiaan menanti kamu, Sha!"
Natasha sangat tersentak dan tersentuh dengan perkataan Vio. Ternyata banyak orang yang peduli dengannya. Walaupun seorang Ari lupa dengan dirinya tetapi masih banyak orang-orang yang jauh lebih perduli dengan dirinya. Dan pikiran Natasha mulai terbuka dan dia mulai mencoba melupakan hal yang tidak pantas untuk dipikirkannya.